Kewirausahaan

Label:


Laporan Kewirausahaan (Penjualan Kaos FIS SMART)

            Penyusunan laporan ini yaitu sebagai tugas pengganti ujian tengah semester dari mata kuliah Kewirausahaan, yakni dengan menjual kaos. Penjualan kaos ini sebenarnya untuk melatih dan memupuk jiwa kewirausahaan, dan juga supaya mahasiswa dapat memiliki mental yang kuat. Karena dalam melakukan penjualan yaitu menawarkan barang dagangan kepada konsumen,  mental kita benar-benar diuji. Tidak semua orang dapat melakukannya dengan baik dan benar.
            Dalam kegiatna ini setiap mahasiswa dapat menjual minimal satu buah kaos. Karena hal ini merupakan pengganti ujian tengah semester sehingga mempengaruhi nilai. Dalam menjual kaos ini saya memulainya pada saat acara wisuda Fakultas Ilmu Sosial yang dilaksanakan di Auditorium UNNES.

Sosiologi Pendidikan

Label:

Peranan Pendidikan Dalam Mewujudkan Mobilitas Sosial
Pendidikan dalam kaitannya dengan mobilitas sosial harus mampu untuk mengubah mainstrem peserta didik akan realitas sosialnya. Pendidikan yang tepat untuk mengubah paradigma ini adalah pendidikan kritis yang pernah digulirkan oleh Paulo Freire. Sebab, pendidikan kritis mengajarkan kita selalu memperhatikan kepada kelas-kelas yang terdapat di dalam masyakarakat dan berupaya memberi kesempatan yang sama bagi kelas-kelas sosial tersebut untuk memperoleh pendidikan. Disini fungsi pendidikan bukan lagi hanya sekedar usaha sadar yang berkelanjutan. Akan tetapi sudah merupakan sebuah alat untuk melakukan perubahan dalam masyarakat. Pendidikan harus bisa memberikan pemahaman kepada peserta didik tentang realitas sosial, analisa sosial dan cara melakukan mobilitas sosial.
Orang bisa mendebat balik, dengan pendidikan seseorang bisa mengalami mobilitas sosial. Mereka tak harus terus menjadi petani dan orang miskin jika bisa mengenyam pendidikan. Itulah masalahnya. Di banyak negara berkembang lain mobilitas sosial tidak selalu dimungkinkan. Di India kasta adalah salah satu hambatan mobilitas sosial, selain banyak hambatan lain. Di negara seperti Indonesia, korupsi yang sudah mengakar hingga ke tingkat penerimaan pegawai bisa jadi alasan lain mengapa mobilitas social relative sulit terjadi. Cengkeraman kapitalisme nampaknya begitu kental dalam dunia pendidikan di Indonesia. Didorong oleh misi untuk meningkatkan akumulasi kapital sebesar-besarnya, lembaga pendidikan akan lebih banyak menerima pelajar-pelajar gedongan meski memiliki IQ pas-pasan.